SINDO - Sutanto, 25, sopir bus sekolah, mendukung rencana Pemprov DKI Jakarta menambah armada bus sekolah. Pasalnya, jumlah armada yang beroperasi saat ini belum sepenuhnya dapat melayani para pelajar terutama pada siang dan sore hari.
”Pada jam pulang sekolah banyak pelajar yang tidak terangkut, karena jumlah pelajar yang akan naik bus sekolah lebih banyak. Sedangkan kapasitas mobil hanya 40 orang,” ujarnya. Sutanto berharap, penambahan jumlah armada ini dapat memberikan solusi, sehingga seluruh pelajar baik yang akan berangkat maupun pulang sekolah dapat menikmati angkutan gratis tersebut tanpa harus menunggu lama. Saat ini rentang waktu antarbus sekolah berkisar 15 menit.
”Namun jika terjadi kemacetan, bus bisa terjebak macet dan pelajar menunggu hingga 30 menit,” jelasnya.
Sutanto sendiri mengeluhkan perilaku oknum sopir Metromini P-11 jurusan Senen –Bendungan Jago yang mengintimidasi sejumlah sopir bus sekolah. Menurutnya, tindakan itu terjadi karena mereka beranggapan keberadaan bus sekolah mengurangi pendapatan mereka.
”Hampir setiap hari mereka menghalangi bus sekolah yang tengah melintas. Bahkan, dengan nada marah mereka meminta agar anak sekolah tidak diangkut,” imbuhnya. Karena itu, Sutanto meminta kepada instansi terkait untuk membina sopir angkutan umum, khususnya Metromini. Sebab, tindakan tersebut cukup meresahkan dan mengganggu kelancaran bus sekolah.
“Saya sudah menjelaskan kepada mereka jika saya hanya menjalankan tugas. Tapi mereka tidak terima dan tetap menyalahkan kami. Hanya itu kendala yang dihadapi selain kemacetan,” tandasnya.
Thursday, August 16, 2007
Metromini P-11 perlu ditertibkan dan dibina
Posted by Bataviase Nouvelles at 11:02 PM 0 comments
Nyaman. Aman. Tak ada tawuran antarpelajar
SINDO - Yolanda, 14, pelajar kelas III SMPN 5 Jakarta Pusat, mengaku senang adanya rencana penambahan jumlah bus sekolah. Pasalnya, tidak sedikit pelajar yang tidak terangkut akibat minimnya jumlah armada bus sekolah.
”Senang banget, sebab saya dan teman-teman lainnya sering kali tidak terangkut karena bus sekolah penuh. Saya sangat mendukung keberadaan bus sekolah selain gratis, bus sekolah sangat nyaman dan aman,” tuturnya. Menurut pelajar yang tinggal di Jalan Rajawali RT 03/02, Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat ini mengaku lebih memilih naik bus sekolah karena selain bisa menghemat uang jajan, juga lebih cepat ketimbang naik angkutan umum.
Kendati demikian, dia menyayangkan keberadaan halte bus sekolah yang cukup jauh dari tempat tinggalnya. ”Saya terpaksa berjalan 500 meter untuk bisa naik bus,” jelasnya.
Menurut Andri Rudiyanto, 17, pelajar kelas II SMK 2 Jakarta Pusat, keberadaan bus sekolah sangat membantu para siswa sebab dapat meminimalisasi terjadinya tawuran antarpelajar. ”Jika naik angkutan umum, kami kerap ditodong dan terlibat tawuran. Namun naik bus sekolah ini, kami merasa nyaman,” ujarnya. (sucipto/sujoni)
Posted by Bataviase Nouvelles at 10:54 PM 0 comments
Perlu Ditambah
JAKARTA(SINDO) – Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) DKI Jakarta Margani M Mustar meminta Dinas Perhubungan segera menambah armada bus sekolah.
Sejak beroperasi Juli lalu, ternyata masih banyak pelajar yang tidak tertampung oleh bus tersebut. Akibatnya, banyak yang pelajar menunggu lama di halte, bahkan ada yang pindah ke angkutan umum.
”Bus sekolah ini akan lebih efektif jika ditambah lagi. Dengan begitu, animo pelajar akan meningkat terhadap bus ini,” kata Margani di Balai Kota, kemarin. Margani mengatakan, selain penambahan bus,pelayanan juga perlu ditingkatkan agar pelajar lebih memanfaatkan bus sekolah ini.
Selama ini, pihaknya terus menyosialisasikan bus sekolah di sela-sela jam belajar mengajar di sekolah. ”Butuh waktu dan sosialisasi yang intensif,” imbuhnya. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bus Sekolah Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sihol Sijabat berjanji menambah bus sekolah. Saat ini terdapat 34 bus yang mampu menampung 40 orang per bus.
Satu unit bus menelan anggaran sebesar Rp400 juta. ”Tahun ini akan menyusul tiga unit lagi.Pada 2008 diperkirakan ada tambahan sebanyak 20 bus lagi.Nantinya,keseluruhan armada berkisar 200–300 unit,” bebernya. Sihol menjelaskan, untuk pengoperasian bus sekolah, pihaknya akan menempatkan dua petugas di setiap bus. Selain itu, sejumlah petugas ditempatkan di 38 halte yang dibangun senilai Rp50 juta.
”Sebelum naik, petugas terlebih dulu memeriksa tanda pengenal atau kartu pelajar. Bahkan, tas milik pelajar juga tak luput dari pemeriksaan,” ucapnya.
Posted by Bataviase Nouvelles at 10:49 PM 0 comments
Labels: bus
Saturday, August 4, 2007
Perubahan Rute 1
Dinas Perhubungan DKI tampak berupaya agar Bus Sekolah dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pelajar. Dari pelaksanaan selama tiga minggu, tentu sudah bisa terdeteksi tempat-tempat dengan konsentrasi pelajar yang lebih besar di seputar rute yang telah ditentukan. Sepinya peminat juga menjadi alasan untuk dilakukan evaluasi. Berikut laporan harian Warta Kota, hari ini :
[Warta Kota] Dinas Perhubungan DKI mengevaluasi pengoperasian bus sekolah. Rute bus ini pun diubah untuk memudahkan pelajar memanfaatkan fasilitas gratis tersebut.
"Rute 1 yang menghubungkan Lapangan Banteng - Kemayorran - Sunter kita sesuaikan sedikit agar lebih banyak pelajar bisa menggunakan bus sekolah itu," ujar Kepala UPT Bus Sekolah Dishub DKI Sihol Sijabat kepada Warta Kota Jumat (3/8).
Rute yang semula melalui Jalan Dr Sutomo-Jalan Gunung Sahari-Jalan Angkasa, tak lagi melalui Jalan Gunung Sahari. Dari Jalan Dr Sutomo bus sekolah langsung ke Jalan Garuda dan berputar di Jalan Haji Ung.
"Berdasarkan evalusi ternyata di sekitar Jalan Garuda itulah kantong pelajar di kawasan tersebut," ujar Sihol.
Posted by Bataviase Nouvelles at 12:56 PM 1 comments
Wednesday, August 1, 2007
Bus Sekolahnya Koes Plus
Videoklip jadul.
Sangat menarik untuk menyimak suasana Jakarta 40 tahun lalu sambil bernyanyi dan menunggu bus sekolah....
Posted by Bataviase Nouvelles at 7:21 PM 0 comments
Labels: kliping
Kurang efektif
Pelajar Lebih Pilih Naik Ojek
Bus Sekolah Kurang Efektif
[Wartakota] - KEBERADAAN bus sekolah yang disediakan Pemprov DKI dianggap siswa di Jakarta kurang efektif. Pasalnya, bus gratis itu hanya melewati jalur atau jalan- jalan tertentu. Sementara, banyak rumah siswa SMP dan SMA yang berada di permukiman yang tak terjangkau bus itu.
"Percuma bus sekolah digratisin untuk siswa kalau nggak melewati sekolah saya," tutur Tika (17), siswa SMA Taman Siswa, Kemayoran, kepada Warta Kota, Selasa (31/7) siang. Karena dia jarang melihat bus sekolah itu, maka wajar saja Tika memilih untuk menumpang ojek ketika harus berangkat atau pulang sekolah.
Tika tingal di kawasan Utanpanjang, Kemayoran, Jakarta Pusat, yang tak dilalui bus sekolah. "Kalau ongkos lagi cekak ya saya minta dijemput ayah atau kakak pakai motor. Malahan saya baru dengar bus gratis buat pelajar. Wajar dong kalau saya nggak tahu karena bus skeolah itu memang tak lewat jalur di sini," imbuh remaja putri berambut panjang itu.
Hal senada dikatakan Andri (17), salah seorang siswa SMA di kawasan Jalan Garuda, Kemayoran, Jakarta Pusat. "Daripada nunggu bus sekolah lebih baik saya naik angkutan umum atau ojek motor," ujarnya. Andri mengharapkan jumlah bus sekolah ditambah, sehingga bisa menjangkau banyak sekolah.
Sementara Zainal Arifin (35), sopir bus sekolah BSU 01 rute Lapangan Banteng-Kemayoran mengatakan, keberadaan bus sekolah yang baru sekitar seminggu beroperasi memang jarang diketahui oleh siswa SMP dan SMA di Jakarta. Hal ini karena jalur bus sekolah itu tak sampai atau melewati sekolah.
"Dalam sehari saya hanya bisa mengangkut sekitar 100 siswa SMP dan SMA. Dari jumlah itu, sekitar 20 siswa naik pagi hari dan 60 siswa sore hari," kata Zainal yang sedang istirahat di Monas.
Lelaki yang tinggal di Bekasi itu mengatakan, penumpangnya kebanyakan siswa SMAN 15, SMAN 80, dan SMPN 140. Ketiganya adalah sekolah yang terletak di kawasan Kelurahan Sunteragung, Jakarta Utara. Para siswa di tiga sekolah itu memanfaatkan bus sekolah tersebut karena angkutan umum yang melintas di Jalan Danau Sunter Utara sangat jarang.
"Berbeda dengan siswa yang sekolah di kawasan Kemayoran, Gunungsahari, dan Jalan Dr Sutomo. Mereka memilih untuk dijemput keluarganya atau naik angkutan umum," imbuh Zainal.
Hal inilah yang membuat bus sekolah tidak dimintai siswa. Dari pantauan Warta Kota di Jalan Dr Sutomo tepatnya di sekitar SMKN 27 dan SMPN 5, dari dua bus yang melintas di jalan itu tak terlihat satu siswa pun yang naik. Padahal bus sekolah itu ngetem sekitar lima menit.
Terlihat para siswa malah memilih berjalan kaki menuju halte busway untuk pulang. Ada juga siswa yang menunggu jemputan. "Kalau di Jalan Sutomo, ada sih yang naik, tetapi nggak banyak," jelas Zainal.
Bus sekolah diluncurkan oleh Gubernur Sutiyoso pada 19 Juli 2007. Ada 30 bus yang beroperasi dari 34 bus yang disiapkan. Bus itu melayani empat rute utama dan dua rute penghubung. Pemprov mengalokasikan dana Rp 5 miliar untuk pengoperasian bus sekolah. (Sigit Nugroho)
RUTE BUS SEKOLAH
Rute 1, Lapangan Banteng-Kemayoran-Sunter
Rute 2, Tanjungpriok-Kelapagading-Pulogadung
Rute 3, Kampungmelayu-TMII (13 halte)
Rute 4, Pasarminggu-CSW-Kebayoranbaru (8 halte)
Waktu Operasi : Senin-Sabtu
Jam Operasi Bus Sekolah :
Pagi : 05.30 - 07.00
Siang : 11.00-13.00 (Jumat : 11.00-14.00)
Sore : 15.00-18.00