Friday, July 20, 2007

Ayo menyumbang

Pengusaha Diminta Menyumbang Bus

Jakarta, Kompas - Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso meminta para pengusaha untuk turut menyumbang pengadaan bus sekolah. Jumlah bus sekolah yang dioperasikan saat ini masih tidak sebanding dengan jumlah murid yang menjadi pengguna. Permintaan Sutiyoso itu disampaikan saat meresmikan peluncuran bus sekolah, Kamis (19/7) di SMAN 48, Pinang Ranti, Jakarta Timur.

Menurut Sutiyoso, pengembangan sarana pendukung belajar merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, para pengusaha, terutama bidang perbankan, yang memiliki sumber daya finansial lebih banyak diharapkan mau mengambil bagian dalam pengembangan itu.

Bus sekolah yang dioperasikan saat ini hanya 30 unit dan empat unit lainnya disimpan sebagai cadangan. Jumlah bus berkapasitas 40 orang itu sangat kurang karena harus melayani 125 SMP dan 95 SMA, negeri dan swasta.

Bus sekolah akan melayani empat rute utama, yaitu Lapangan Banteng-Kemayoran, Tanjung Priok-Pulo Gadung, Kampung Melayu-Taman Mini, dan Pasar Minggu-Blok M; serta dua rute penghubung, Cawang-Plumpang dan Grogol-Cawang.

Bus sekolah hanya akan melayani siswa yang memiliki kartu identitas khusus pada pukul 05.30-07.00, 11.00-13.00, dan 15.00-18.00. Siswa yang tidak memiliki kartu identitas khusus, guru, dan masyarakat umum tidak diperbolehkan menumpang bus itu.

Untuk memastikan identitas penumpang, bus sekolah hanya akan berhenti di 93 halte khusus dan di dalamnya juga terdapat seorang pengawas. Pengawas itu juga bertugas mencegah terjadinya tawuran di dalam bus.

"Pemerintah sudah mengalokasikan 21 persen APBD untuk sektor pendidikan, sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas. Masyarakat dan dunia usaha juga harus berpartisipasi dalam mendukung pendidikan, termasuk turut menyumbang bus bagi para siswa," kata Sutiyoso.

Wakil Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono mengatakan bus sekolah itu dioperasikan secara gratis karena pemerintah sudah menyiapkan subsidi Rp 5,5 miliar. Subsidi itu akan dimasukkan ke program tahun jamak agar tidak terhenti pada saat transisi APBD.

Bus sekolah, kata Pristono, juga akan melayani siswa dari permukiman langsung ke sekolah agar waktu tempuhnya singkat. Pengoperasian bus dilakukan karena banyak siswa yang sering tidak diangkut oleh angkutan umum karena mereka membayar lebih sedikit. Selain itu, transportasi sering jadi kendala bagi siswa miskin yang akan sekolah. (ECA)

No comments: